Pintu Kesadaran, Tanpa Rasa Kesadaran

Dalam kejatuhannya sosok manusia hina hilang daya dan upaya
Kiri kanan tembok dinding jalan buntu tiada ada pintu pemecahan
Sahabat dan Kerabat angkat tangan tiada mampu membantu lagi
Badan tersiksa terpuruk terjerembab dalam kubangan nista mendera

Tersujud di pojok kamar beralaskan sajadah menggenggam alquran
Seolah terjengak menyadari kesalahan serta keserakahan nafsu hina
Pikiran melayang jauh terbang mengkaji perjalanan yang lewat lalu
Terkurung dalam penyesalan yang sangatlah dalam memakan jasad

Badan kurus lemah lunglai habis dimakan persoalan datang menerjang
Akhirnya tertunduk menyesali perbuatan kotor penuh nafsu merajalela
Menangis.. menjerit menumpahkan ampun dan sesal pada Sang Khalik
Teringat diri sekian lama tiada memperdulikan Sang Maha Penguasa

Isi hati keluar sederas air mata penyesalan yang mengalir kencang
Menyadari diri lemah tiada berdaya pasrahkan seluruh diri hina kotor
Jiwa meradang pekikan permohonan ampun dan tobat yang tulus ikhlas
Tersungkur sudah sampai pagi menjelang datang menghampiri diri

Hati tiba tenang Jiwa berhenti bergejolak seolah doa telah terjawab
Perubahan dahsyat terjadi secepat kilat berbalik arah menuju kebaikan
Hidup khusu sabar tawakal mendirikan shallat menebar amal sesama
Tiada sadar mulailah berbangga diri dan ujub merasa diri sempurna

Perputaran roda kehidupan bergulir naik terus menjulang tinggi ke atas
Mulai sukses duniawi di junjung tinggi penuh kesombongan menantang
Tiada menyadari kesucian diri terkikis sedikit demi sedikit hilang habis
Kembali ke arus perputaran lama yang dulu menjerat dan menghancurkan
 
Fitrah Diri dalam kelemahan terpuruk kejatuhan di dapat dengan mudah
Terlebihlah sulit untuk menjaga kesucian diri dari pada saat meraihnya
Hiduplah Eling dalam kesadaran yang tiada pernah lupa selalu ingat DIA
Waspada dalam setiap langkah dan mengambil hikmah yang terselubung

Saat jatuh menyerahkan diri bulat bulat dalam la hwalla walla quwata
Tiadalah manusia menyadari di dalam hatinya telah lahir bayi manawi
Benih CINTA dan benih IMAN telah disemaikan dalam ladang JIWA
Bayi dan benih yang seharusnya dirawat baik hingga bertumbuh subur

Yayaya.. sedikit yang memperhatikan apa yang terjadi hingga diri lengah
Frekuensi hati saat jatuh terpuruk dan menangis menyerahkan diri bulat
Jangan frekuensi dilupakan melainkan jaga dalam hidup dan saat hampiriNYA
Biarkanlah Frekuensi hati kita semakin hari semakin halus dan halus lembut

0 komentar: