Ilmu, Hati dan Nur

Hati yang menerima pengalaman hakikat memancarkan nurnya kepada akal. Akal yang menerima pancaran Nur Hati akan dapat memahami perkara ghaib yang dinafikan oleh akal biasa. Bila hati dan akal sudah beriman, hilanglah keresahan pada jiwa dan kekeliruan pada akal. Setelah itu, lahirlah ketenangan yang sejati.

Hidupkanlah “nafsu muthmainnah”, sehingga menggerakkan sekalian anggota dzahir dan batin supaya berbakti kepada Allah s.w.t. Jadilah insan itu seorang hamba yang sesuai dzahirnya dengan Syariat dan batinnya dengan kehendak dan perilaku Allah s.w.t. Bila Allah s.w.t memilihnya, maka jadilah dia seorang (insan) Hamba Rabbani, Khalifah Allah yang diberi tugas khusus dalam melaksanakan kehendak Allah s.w.t di bumi.

Ilmu adalah nur.
Hati juga nur.
Nur adalah salah satu nama dari Nama-nama Allah s.w.t.
Nur Ilahi, hati dan ilmu berhubung rapat.
Hati yang suci dan bersih mampu menerima pancaran Nur Ilahi.
Hati yang dipenuhi oleh Nur Ilahi mampu menerima Nur Ilmu dari alam ghaib.
Nur Ilmu dari alam ghaib itu membuka hakikat alam dan hakikat Ketuhanan.

###
Pendahuluan kajian
Undang teman-teman untuk belajar bersama

Jangan memandang sesuatu dari satu sudut kemungkinan saja, sebab setiap manusia memiliki potensi multiparadigma dalam mengudar masalah. Berhenti pada satu sudut kemungkinan akan membuat akal dan jiwamu menyempit, tak memiliki ruang bijak dan kesabaran. Kemungkinan Yang SATU itu hanya Allah, Kemungkinan Sejati.

~Jalan Panjang menuju Kemungkinan Sejati bisa dilalui dengan multiparadigma.

0 komentar: